Diary Ditta ”Menyongsong Era Baru Pendidikan”

 “Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki “.(Ditta Widya Utami ) 

Sebutir pasir akan tetap berkilau terang terkena terpaan cahaya surya meski harus tertutup dalam kumpulan pasir yang mengurai. Begitu juga dengan segala rencana-Nya, semua tantangan  dan rintangan yang bisa kita lalui karena keyakinan bahwa Dia ada untuk kita, ibarat hidup hanya sebutir pasir akan diubahkan menjadi sebuah mutiara. Yah, mutiara yang teramat indah. Mutiara indah itu berasal dari sosok cantik berasal dari kota Subang bernama Ditta Widya Utami, S.Pd. Sebutir pasir yang banyak dijumpa, mengibaratkan dirinya bagai sebutir pasir tetapi sebetulnya mutiara yang sesungguhnya adalah narasumber kita di kelas online ke-14  yang telah berhasil menerbitkan buku di penerbit mayor. Dengan kerendahan hatinya, beliau  berkenan berbagi pengalaman dalam menulis dan menerbitkan buku di grup belajar menulis gelombang 15 bersama Om jay dan PGRI. Salam sapa manis dari mbk Dita, begitu panggilan akrabnya mengawali kulwap malam dengan memberikan ucapan selamat kepada pemenang lomba blog nasional 2020.



PROFIL DITTA

Narasumber yang masih sangat muda ini  Lahir di Subang, 23 Mei 1990. Seorang  guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Ibu dari anak laki2 yang bernama Muhammad Fatih Musyfiq  memiliki banyak kegiatan dan komunitas. Selain aktif di MGMP juga sebagai penulis yang sudah menghasilkan banyak karya dan prestasi  di dunia literasi.

Riwayat pendidikan :
SDN Cipeundeuy Subang (1996-2002)
SMPN 1 Cipeundeuy Subang (2002-2005)
SMAN 1 Purwakarta (2005-2008)
Pendidikan Kimia UPI (2008-2012)

Buku karya tunggal :
Lelaki di Ladang Tebu (2020), sebuah antologi cerpen pendidikan (silahkan cek Instagram @dittawidyautami untuk melihat testimoninya)

Buku karya bersama :
1. Jejak Langkah Guru Subang (2019) - kumpulan best practice, MGMP IPA Subang
2. Guru di Ladang Ilmu (2019) - kumpulan cerpen karya guru, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)
3. Sepenggal Kisah di Ruang Cipta Pentigraf (2020) - KPPJB
4. Dari Mata Air Hingga Muara (2020) - Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa)
5. Pelangi Jiwa (2020) - kumpulan kisah inspiratif, KPPJB
6. Pena Digital Guru Milenial (2020) - kisah para guru blogger, PGRI,

7. Menyongsong Era Baru Pendidikan (2020) - bersama Prof. Eko Indrajit 

Komunitas yang diikuti :

1. MGMP IPA Subang Komisariat Kalijati (Sie. Bidang Kerja Sama dan Humas)
2. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
3. KPPJB (Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat)
4. Lisangbihwa (Literasi Subang Bihari dan Berwibawa)
.

5. GLN Gareulis Jabar Tingkat Kabupaten Subang 

CERITA DITTA

Semua Berawal Dari Mimpi

Berawal saat kuliah beliau pernah menuliskan 100 target mimpi yang ditulis pada sebuah karton besar dan ditempel di dinding kamar kos. Salah satunya adalah mimpi menulis buku. Hari demi hari, satu per satu impiannya terwujud. Setiap ada satu mimpi yang terwujud, langsung dicoret dari daftar agar punya ruang untuk mimpi-mimpi barunya. Semakin lama, semakin banyak mimpi yang sudah dicoret dari kartonnya karena Allah berkenan mewujudkannya.Saat itu, mimpi untuk menulis buku sebenarnya sudah terwujud ketika mbak Ditta dan teman-temannya mengikuti lomba kreativitas mahasiswa tingkat jurusan dan meraih juara dua dengan skor yang berbeda tipis dari peringkat pertama. Beliau dan teman-temannya membuat satu buku berjudul "Seri Petualangan Kimia".

Karena Aktif Di Mgmp dan Komunitas Literasi

Selang 10 tahun kemudian, beliau ikut dalam Kepanitiaan Workshop Best Practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kabupaten Subang. Hasil workshop tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk buku oleh Bu Hj. Rita Rosidah, M.MPd. selaku ketua MGMP IPA Subang yang memberi kepercayaan kepada beliau dan Ibu Suprapti, S.Pd. sebagai penyunting bukunya dan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka berdua. Setelah buku Jejak Langkah Guru Subang selesai, kemudian beliau ikut menulis dalam buku antologi bersama di komunitas-komunitas literasi yang diikutinya.

Buku Solo Pertama

Pada bulan Maret samapi dengan April 2020 merupakan bulan penuh kebahagiaan bagi mbk Ditta. Karena dalam kurun waktu satu bulan telah terbit buku solo pertamanya yang berjudul Lelaki di Ladang Tebu. Buku tersebut merupakan kumpulan cerpen pendidikan yang konfliknya diambil dari kisah nyata. Hanya saja dinarasikan ulang menjadi sebuah cerpen. Beliau menulis buku itu untuk mengabadikan kisah -kisah para murid yang telah menjadi guru kehidupan baginya. Betapa mereka dengan segala sifat baik atau sebaliknya mampu memberi pelajaran yang berarti dalam kehidupannya. Untuk membaca testimoni bukunya lelaki di Ladang Tebu  bisa dilihat di instagram mbk Ditta : https://www.instagram.com/dittawidyautami/.

 Ikut Kelas Menulis Omjay

Beliau mulai bergabung dalam grup menulis via WA Grup bersama Omjay dkk pada tanggal 26 Maret 2020. Awalnya beliau masuk gelombang 8 kemudian pindah ke gelombang 7 karena masih ada kuota untuk 2 orang. Banyak sekali manfaat dan kebahagiaan yang beliau rasakan dengan mengikuti grup menulis itu. Misalnya ketika mendapat hadiah kejutan dari Omjay dkk. Menurut beliau, Omjay selalu menginisiasi peserta untuk terus menulis setiap hari. Sesekali di hari antara jeda materi, beliau mengirim foto (ketoprak, kucing, kue kacang, apa pun) untuk kemudian dijadikan ide menulis. Beliau pun jadi teringat ketika mendapat hadiah kejutan berupa buku dari PGRI karena salah satu resume yang telah beliau buat. Baca blognya dihttps://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1. Juga tulisan yang mengantarkannya mendapat sepaket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI. https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/kisahku-dan-kurma-muda.html?m=1

Melalui grup menulis bersama Omjay ini, beliau kembali ikut menulis 2 buku karya bersama. Yang pertama bersama Prof. Eko Indrajit dalam bukunya Menyongsong Era Baru Pendidikan. Dan yang kedua bersama Ibu Kanjeng, Pak Brian dan teman-teman guru blogger lainnya. Pena Digital Guru Milenial adalah buku karya bersama keenam yang beliau ikuti. Terdiri dari 43 penulis yang merupakan guru blogger yang mengurai kisahnya masing-masing sebagai seorang guru sekaligus blogger.



KISAH DITTA DENGAN BUKU MAYORNYA

Menerima Tantangan

Saat mengikuti kelas menulis pada hari Senin, 13 April 2020, beliau bersama peserta lain di grup menulis bersama Omjay mendapat materi dari Prof. Eko Indrajit.  Penyampaian dari Prof. Eko yang begitu luwes, sikap yang bersahaja, membuatnya menikmati pemaparan dari Prof Eko. Hingga akhirnya beliau menerima tantangan menulis buku dalam seminggu. Sebelumnya Prof. Eko meminta beliau dan para peserta lainnya untuk memilih tema diantara topik - topik yang ditawarkan di Ekoji Channel https://www.youtube.com/channel/UCa3LCo2Zjy_h_NaWz1V2jOw. Bagi yang siap ikut tantangan, bisa langsung mengirimkan judul beserta outline buku kepada Prof. Eko. Berikut adalah outline dari naskah mbak Ditta, Menyongsong Era Baru Pendidikan.

Proses Menulis Buku

Setelah tantangan diterima, pada hari Rabu, 15 April 2020 beliau mengirimkan judul beserta outline bukunya kepada Prof. Eko. Beliau berucap syukur Alhamdulillah karena pengajuan outlinenya diterima. Menurut  mbk Ditta setiap hari  beliau menulis satu BAB hingga tanggal 21 April 2020 dan  seluruh draft akhirnya selesai. Selanjutnya dalah proses pengeditan. Saran dari beliau adalah menuntaskan semua draft tulisan dari awal sampai akhir terlebih dahulu tanpa harus mengedit per bagian yang sudah selesai karena dalam proses pembuatan buku sebenarnya pada proses editing-lah yang memakan porsi waktu paling banyak. Para penulis yang mulanya berjumlah 20 orang termasuk beliau dipertemukan dalam satu grup yang dibuat oleh Prof. Eko. Dari jumlah tersebut, tinggal 9 orang yang akhirnya memperoleh misi menulis buku sampai bisa diterbitkan. Proses menulis buku bersama Prof. Eko baginya berasa seperti menulis skripsi karena deadline yang jelas dan harus presentasi di hadapan Prof. Eko. Namun berkat keramahan dan kesabaran dari Prof. Eko dalam membimbing beliau dan peserta lain menurutnya terasa lebih menyenangkan.

Masa Bimbingan

Pada saat menulis di masa bimbingan, selain dari channel Prof Eko beliau juga melengkapi naskahnya dari referensi utama yakni modul ICT Competency Framework for Teachers yang dikeluarkan UNESCO (masih berbahasa Inggris). Kemudian beliau mencoba untuk mencari buku-buku terkait. Ternyata masih sedikit. Kemudian beliau mencoba menelusuri jurnal dan program-program pemerintah, dsb.

Mbak Ditta juga bercerita bahwa di tengah kesibukan Prof. Eko mengadakan perkuliahan online dan mengisi webinar PGRI, Prof. Eko  masih menyempatkan diri untuk membimbing beliau dan teman-temannya para penulis pemula. Selain melalui WA grup, Prof. Eko juga melakukan bimbingan melalui google meet dan zoom. Pada bimbingan klasikal pertama, setiap peserta mempresentasikan naskahnya masing-masing. Lalu, Prof. Eko memberi masukan atas masing-masing karya untuk kemudian direvisi. Pada bimbingan klasikal kedua, dibahas teknis jadwal pengiriman naskah ke penerbit, jadwal meeting dengan penerbit, dsb.

Saat Pengumuman

Saatnya yang ditunggu pun tiba. Pada tanggal 4 Juni 2020 adalah hari yang mendebarkan baginya. Karena pada hari tersebut adalah saatnya pengumuman sebagai penentuan naskahnya lolos atau tidak. Pengumuman dilakukan melalui via zoom meeting yang dihadiri oleh Pak Joko sebagai perwakilan dari Penerbit Andi, Omjay dan Prof. Eko beserta anak didiknya. Pada saat itu, kata beliau, Prof. Eko berulang kali membesarkan hatinya dan para peserta agar memantapkan hati menerima apa pun hasilnya. Karena dari semua naskah yang masuk, masih ada yang harus revisi minor, revisi mayor dan ada yang langsung diterima. Sebuah keberuntungan baginya bahwa naskah Menyongsong Era Baru Pendidikan termasuk yang langsung diterima.

Proses Di Penerbit Mayor

Sejak pengumuman disampaikan selebihnya adalah proses di penerbit mayor. Pada tanggal 12 Juli 2020 beliau menerima naskah proof. Naskah yang siap naik cetak tapi butuh dicek untuk terakhir kalinya oleh penulis. Naskah ini dikirim langsung ke penulis beserta surat perjanjian (kontrak). Setelah selesai dicek, dikirim kembali ke penerbit. Hingga akhirnya pada 7 Agustus 2020 beliau menerima foto sampul bukunya


.ALASAN DITTA MEMILIH "MENYONGSONG ERA BARU PENDIDIKAN"

Beliau memilih tema ini setelah melihat tayangan berjudul UNESCO Competency Framework for Teachers di Ekoji Channel. Dalam video tersebut dibahas tentang kompetensi teknologi informasi apa saja yang harus dimiliki guru berdasarkan standar UNESCO. Bagi mbak Ditta ada alasan tertentu bagi setiap orang untuk memiliki tujuan masing-masing dalam menulis. Beliau menjelaskan bahwa menulis itu memiliki 3 jenis :

1. Menulis untuk mengabadikan momen

Contoh tulisan ini adalah ketika kita menuliskan kisah saat mendapat hadiah kejutan dari Omjay, saat kita menjadi pemenang lomba blog, dsb.

2. Menulis untuk mengabadikan buah pikiran

Menulis dengan lebih serius. Best Practice, PTK, artikel ilmiah, atau apa pun yang nulisnya terkadang membutuhkan referensi lain.

3. Menulis untuk kebutuhan

Tujuan menulisnya karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhannya bisa macam-macam. Misalnya untuk mendapat kesenangan, untuk menyalurkan hobi, dll.

Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan masuk jenis menulis karena kebutuhan. Yakni untuk memenuhi kebutuhan guru atau pendidik saat ini. Beliau mengambil istilah generasi Z dan generasi Alpha (generasi A). Baik generasi z (lahir antara 1995-2010) maupun generasi A (lahir setelah 2010), keduanya merupakan generasi yang dekat dengan teknologi. Peserta didik yang kita hadapi saat ini mungkin ada yang termasuk generasi z atau generasi A. Oleh karena itu, kita pun sudah barang tentu harus bisa menguasai atau minimal mnggunakan berbagai teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Meski teknologi hanyalah alat, tapi memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran bahkan telah menjadi kriteria kompetensi pedagogi dan profesional bagi seorang guru. Selain itu, adanya pandemi corona mengharuskan kita sebagai pendidik untuk mulai menggeser proses pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran-pembelajaran inovatif yang salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu, kita harus siap Menyongsong Era Baru Pendidikan. Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan ibarat appetizer (hidangan pembuka) dalam suatu jamuan makan yang berfungsi merangsang nafsu makan sebelum hidangan utama (Main Course) dinikmati. Hidangan Menu utamanya adalah bagaimana  melakukan pengembangan diri dalam kompetensi TIK yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru. Setelah membaca buku Menyongsong Era Baru Pendidikan, diharapkan kita bisa tahu saat ini sudah mencapai kompetensi level mana dan akan memberi manfaat besar jika kita sudah mengembangkan diri. Entah itu mengikuti Diklat tentang TIK, pembelajaran inovatif, apapun yang pada akhirnya menaikkan level kita sesuai standar UNESCO.

Suguhan yang terkandung dalam buku ini, diharapkan mampu meningkatkan semangat guru untuk mengembangkan kompetensinya di bidang teknologi informasi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Kita harus optimis dalam  menyongsong era baru pendidikan dimana semua akses informasi bisa didapat dengan mudah. Kapan saja, dimana saja, dan oleh atau dengan siapa saja. Proyek Palapa Ring atau istilah lainnya "Tol Langit" yang dilaksanakan pemerintah  semoga menjadi salah satu jalan yang semakin memudahkan akses teknologi informasi di negara kita yang berbentuk kepulauan.

HAL LAIN TENTANG DITTA

Peran Ditta Dalam Keluarga

Merasa beruntung dan bersyukur bisa menikah dengan seorang pria yang penuh tanggungjawab dan pengertian bernama Muhammad Kholil, S.Pd.I. Memiliki anak yang masih berusia kecil pastilah sulit untuk beliau dalam membagi waktu. Tetapi beliau mampu berbagi peran, baik peran sebagai seorang ibu, peran seorang istri, peran seorang guru, juga peran seorang penulis. Sebagai seorang istri baginya merupakan makmum dari suaminya. Harus mampu menjaga nama baik suami dan menjaga aibnya. Tips beliau dalam berbagi peran adalah selalu menebar senyum untuk para suami karena suasana rumah tergantung suasana istri. Bahagiakan suami setelah lelahnya seharian bekerja, dukung dan doakan selalu.

Solusi Ditta Soal PJJ

Saat pandemi Covid-19 telah diperlakukan metode pembalajaran melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).  Umumnya alat teknologi yg digunakan saat PJJ adalah hp. Menurutnya, setelah melalui survei saat PJJ, ternyata banyak anak yang lebih senang belajar lewat WA. Kemudian beliau membuat WA grup besar. Berhubung masih ada anak yg blm bisa mengakses google form, google Classroom, Quizizz, dsb. biasanya beliau menyampaikan terlebih dahulu langkah-langkahnya. Beliau juga membuka kesempatan kepada siswa bila ingin bertanya langsung lewat wa pribadinya karena terkadang ada anak yg merasa malu bertanya di hadapan banyak orang. Beliau tidak akan memberatkan jika ada siswa yang belum dapat memanfaatkan teknologi karena tidak punya Hp atau alsan lainnya. Beliau sudah menyiapkan modul dan melakukan home visit.

Teknologi Untuk Pembelajaran

Mbak Ditta menjelaskan bahwa teknologi  itu memang sangat cepat perkembangannya. Dan pembelajaran akan kondusif bila siswa dan gurunya sama sama memahami teknologi tersebut. Teknologi adalah alat. Yang terpenting adalah bagaimana agar siswa dapat menjadi aktif saat pembelajaran. Di satu sekolah, pemanfaatan zoom mungkin bisa jadi primadona tetapi di sekolah lain belum tentu. Ada yang bisa menggunakan office, ada yang cukup dengan Google Form. Ada yang pakai LMS, ada yang cukup nonton video YouTube.Menurutnya, apapun teknologi yg digunakan, sebisa mungkin harus tetap membuat pembelajaran menjadi bermakna. Namun, meski demikian mempelajari dan menggunakan teknologi baru seperti Augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), atau aplikasi lain tentu hal yang baik.

Harapan dan Ajakan Ditta

Membuat buku di penerbit mayor merupakan pengalaman pertama mbk Ditta. Harapan beliau ke depan adalah ingin bisa seperti Bu Kanjeng, Omjay, Prof. Eko dan pemateri serta para guru hebat lainnya yang terus menerus berkarya. Menjadi pembelajar seumur hidup dengan membiasakan diri membaca jurnal atau artikel ilmiah. Beliau mengajak kita untuk selalu semangat dalam menulis dan membaca berbagai karya sehingga bisa menerbitkan karya sendiri sebagai pembuktian ada jejak kita di dunia literasi.  Salah satunya adalah mengambil kesempatan menulis bersama Prof. Eko untuk menuliskan buku-buku bertema pendidikan.

Tips dan Pesan Ditta

Ada beberapa tips yang disampaikan oleh beliau tentang pengalaman dalam menulis dan menerbitkan buku:

  1. Apa yang kita tulis, bagaimana gayanya, isinya, tergantung dari niatan kita menulis. Apakah untuk mengabadikan momen, mengabadikan buah pikiran, atau untuk memenuhi kebutuhan.
  2. Saat menulis sebuah buku, tulis saja hingga akhir baru kemudian edit.
  3. Menulis untuk penerbit mayor membutuhkan proses mulai dari seleksi naskah, proses layout, editing, proofing, cetak hingga pemasaran.

Sedangkan pesan beliau di akhir pertemuannya di grup menulis adalah terus memberi arti dan menjadi sebaik-baiknya insan. Semoga bisa memberi manfaat dan menginspirasi. Salam menulis!.

Apa yang benar tentulah dari Allah. Sementara kesalahan terletak pada diri ini. 

 Sebutir pasir yang banyak dijumpa,

~ Ditta Widya Utami ~ 


Komentar

  1. Salut dengan semangat bu ditta yg sdh berhasil mewujudkan mimpinya satu persatu dengan semangat tinggi dan fokus dalam menghadapi masalah yang dihadapinya

    BalasHapus
  2. Lengkap dan mantap resumenya, semangat dan teruslah berkarya . Salam literasi

    BalasHapus
  3. MasyaaAlloh bagus Bu mengalir inspiratif

    BalasHapus
  4. "terus memberi arti dan menjadi sebaik-baiknya insan" quote super

    BalasHapus
  5. Uwow resumenya mantuuul 👍🏻👍🏻👍🏻

    BalasHapus
  6. Mantap.... Terima kasih

    https://digilabhome.blogspot.com/2020/09/covid-19-mengganas-dan-momentum.html

    BalasHapus
  7. Semangat terus bu dita untuk menyongsong era baru pendidikan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyesuaian Diri Makhluk Hidup Terhadap Lingkungannya (Adaptasi). IPA Kelas 6 Semester 1

Menulis Dengan Cinta Alpiyanto